RESPONS MUHAMMADIYAH DI INDONESIA TERHADAP ORDONANSI GURU AWAL ABAD XX

Zaini Dahlan

Abstract


Abstrak:  Studi ini tentang respons Muhammadiyah di Indonesia terhadap ordonansi guru tahun 1905 dan 1925. Melalui metode sosiologis-historis, peneliti menemukan konsistensi sikap Muhammadiyah terhadahap penghapusan aturan tersebut. Muhammadiyah cenderung lebih lunak dalam merespons ordonansi guru 1905, karena hanya mengeluarkan “Motie Persarikatan”. Sementara terhadap ordonansi guru 1925, Muhammadiyah menunjukkan respons yang lebih radikal melalui upaya-upaya penyadaran dan kritik secara terus menerus terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda. Temuan studi ini memperlihatkan keanekaragaman respons Muhammadiyah terhadap ordonansi guru 1905 dan 1925, adakalanya kooperatif namun terkadang bertentangan dengan Belanda.
 
Kata Kunci: Muhammadiyah, Indonesia, Ordonansi Guru
 
Abstract: Muhammadiyah Response Towards Teacher Ordinance at the Turn of the 20th Century Indonesia. This paper studies the Muhammadiyah's response in Indonesia to the teachers' ordinances in 1905 and 1925. Through the sociological-historical method, the researcher found consistency in the Muhammadiyah's attitude regarding the abolition of these rules. Muhammadiyah tends to be more flexible in responding to the 1905 teacher ordinance, because it only issued a "Motie Persarikatan". As for the 1925 teacher ordinance, however, Muhammadiyah showed a more radical response through continuous awareness and criticism of the Dutch East Indies colonial government. The findings of this study show the diversity of Muhammadiyah's responses to the Teacher Ordinances of 1905 and 1925, on the one hand cooperative but sometimes in conflict with the Netherlands on the other.
 
Keywords: Muhammadiyah, Indonesia, teacher ordinance

Full Text:

PDF

References


Alfian. (1989). Muhammadiyah: The political behavior of muslim a modernist organization under Dutch colonialism. Gajah Mada University Press.

Alfian. (2010). Politik kaum modernis: Perlawanan Muhammadiyah terhadap kolonialisme Belanda. al-Wasat.

Anies, M. Junus. (1929). “Pemandangan di atas kemadjoean agama Islam dan pergerakan Moehammadijah Hindia Timoer tahoen 1928”, Bintang Islam/th. ke-7/nomor 4-5.

Dahlan, Zaini. (2016). “Kolonialisme dan dikotomi pendidikan di Indonesia: Tinjauan historis,” Al-Akhbar: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 101-142.

Darban, Ahmad Adaby. (1985). “Peranan Islam dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia”, Majalah Pembaharuan. PP Muhammadiyah.

Darban, Ahmad Adaby. (2000). Sejarah Kauman: Menguak identitas kampung Muhammadiyah. Tarawang.

Dhofier, Zamakhsyari. (1994). Tradisi pesantren: Studi tentang pandangan hidup kyai. LP3ES.

Fachruddin. (1924). “Notulen rapat Muhammadiyah tahun 1924”, Soeara Moehammadijah/th. ke-5/Nomor 9.

Hadikusumo, Djarnawi. (t.t.). Matahari-matahari Muhammadiyah. Persatuan.

Ismail, Ibnu Qoyim. (1997). Kiai penghulu Jawa: Peranannya di masa kolonial. Gema Insani Press.

Jurdi, Syarifuddin. (2010). Muhammadiyah dalam dinamika politik Indonesia: 1966-2006. Pustaka Pelajar.

Kartodirdjo, Sartono. (1984). Pemberontakan petani Banten 1888: Kondisi, jalan peristiwa dan kelanjutannya. YIIS bekerjasama dengan Pustaka Jaya.

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar ilmu sejarah. Tiara Wacana.

Ma’arif, Ahmad Syafi’i. (1993). Peta bumi intelektualisme Islam di Indonesia. Mizan.

Madjid, Nurcholish. (1997). Bilik-bilik pesantren: Sebuah potret perjalanan. Paramadina.

Mansur, A. R. S.T. (t.p.). Seruan kepada kehidupan baru. Perpustakaan Imam Bondjol.

Mu’arif. (2010). Benteng Muhammadiyah: Sepenggal riwayat dan pemikiran haji Fachrodin. Suara Muhammadiyah.

Noer, Deliar. (1996). Gerakan moderen Islam di Indonesia: 1900-1942. LP3ES.

Notulen Congres Moehammadijah ke XVII Jang Terbesar. (1928). Soeara Moehammadijah/ th. ke-8/tanpa nomor.

Pidato Anies, M. J. (1936). “Moehammadijah seperempat abad”, dalam Hoofd Bestuur Moehammadijah, Boeah congres Moehammadijah seperempat abad. Hoofdcomite Congres Moehammadijah.

Piekaar, A.J. (1977). Aceh dan peperangan dengan Jepang. Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh.

Setiawan, Farid. (2013). “Ki Bagus Hadikusuma”, Berkala tuntunan Islam, Edisi 11. Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Setiawan, Farid. (2014). “Kebijakan pendidikan Muhammadiyah terhadap ordonansi guru,” Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 47-70. https://doi.org/10.14421/jpi.2014.31.47-70.

Shihab, Alwi. (1998). Membendung arus: Respons gerakan Muhammadiyah terhadap penetrasi misi Kristen di Indonesia. Mizan.

Siddik, Dja’far. (2017). “Dinamika organisasi Muhammadiyah di Sumatera Utara,” Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies, 1(1), 1-40. http://dx.doi.org/10.30821/jcims.v1i1.322.

Sirozi, Muhammad. (2004). Politik kebijakan pendidikan di Indonesia: Peran tokoh-tokoh Islam dalam penyusunan UU nomor 2/1989. INIS.

Soeara Moehammadijah/th. ke-4/Nomor 5 dan 6/1923.

Soewara Moehammadijah/ th. ke-4/Nomor 2 dan 3/1923.

Staatsblad van Nederlansch Indie, Nomor 219 tahun 1925.

Staatsblad van Nederlansch Indie, Nomor 550 tahun 1905.

Steenbrink, Karel A. (1986). Pesantren, sekolah, madrasah: Pendidikan Islam pada kurun modern. LP3ES.

Suminto, Aqib. (1996). Politik islam Hindia Belanda. LP3ES.

Suwamo, M. Margono Puspo. (1986). Gerakan Islam Muhammadiyah. Yogyakarta: Persatuan.

Syamsuddin, Helius. (1996). Metodologi sejarah. Jalan Pintu Satu.

Syuja’, Kiai. (2009). Islam berkemajuan: Kisah perjuangan Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah pada masa awal, Cet. Pertama. al-Wasat.

Verslag Moehammadijah tahoen 1921.

Verslag Moehammadijah tahoen 1922.

Verslag Moehammadijah tahoen 1923.




DOI: http://dx.doi.org/10.30821/islamijah.v1i1.7173

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:  

 

                                            

 

 

 

View My Stats