MAHABBAH MENURUT SUFISME DAN CINTA KASIH MENURUT BIBLE

Abrar M. Dawud Faza, Ramdayani Harahap

Abstract


Abstrak

Makhluk Allah yang paling sempurna adalah manusia karena diberikan akal, pikiran serta nafsu. Manusia juga diberikan fitrah oleh Allah, salah satunya mencintai atau dicintai (mahabbah) ialah yang dikenal istilah dalam Islam. yaitu cinta yang mendalam seorang hamba kepada Allah. Cinta kasih menurut keyakinan Kristen adalah dapat diungkapkan dalam berbagai cara, seperti belas kasih, kesetiaan, dan kebaikan, karena cinta kasih suatu keutamaan yang khusus menurut kaum Kristiani yang ingin mengikuti Tuhan.  Mengkaji mahabbah dan cinta kasih ini bisa menambah wawasan dan meningkatkan keimanan seseorang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pendekatan teologi ialah pendekatan yang cendrung normatif dan subjektif terhadap agama atau disebut juga dengan pendekatan kewahyuan yang bersumber dari kitab-kitab suci, yang mana kitab suci Alquran menjelaskan tentang mahabbah dan cinta kasih di dalam bible. Dari penelitian ini peneliti mengetahui konsep mahabbah menurut para sufi seperti Rabiatul adawiyah yang menerapakn cintanya hanya kepada Allah dan menutup cintanya kepada yang lain. Dan cinta kasih ini menjelaskan tentang pengorbankan Yesus yang mana Yesus mengorbankan dirinya untuk menebus dosa manusia. Mahabbatullah merupakan derajat tertinggi dari seluruh maqom spritual. Sedangkan dalam dunia Kristen cinta kasih merupakan tolak ukur yang paling menetukan, karena banyak merebut perhatian, yang harus diberikan pada cinta.

Kata Kunci: Mahabbah, Sufisme, Cinta Kasih, Bible

 

Abstract        

Humans are perfect creatures created by God in terms they have intellect and lust.  Allah also gave his nature "fitrah" to humans, such as loving and being loved or called "mahabbah" in Islamic terms.  "Mahabbah" is the sincere affection of a servant for his creator, "Allah."  According to Christian belief, affection can be expressed in various ways, including compassion, loyalty, and kindness because affection is a priority that must be present in humans who want to follow their God. Discussing mahabbah and affection can enhance our insight and faith.  In this study, the researcher used the qualitative method with a theological approach that tended to be normative and subjective towards religion or it could also be called the revelation approach that came from the Qur'an, which explained about mahabbah and affection in the Bible. From the study, the researcher knew the concept of mahabbah based on some Sufi views, such as Rabiatul Adawiyah who only gave all his love to Allah the Almighty, and did not love anyone else, except Allah the Almighty. The affection contained in this story illustrates the sacrifice of Jesus where Jesus was willing to sacrifice himself to redeem for the sins of humankind. Mahabatullah is the highest level of spiritual grade (maqoom) while in Christianity; affection is the most decisive measure because it grabs attention that should be given to love.

Keywords: Mahabbah, Sufism, Love, Bible


Full Text:

PDF

References


Daftar Pustaka

Al- Jauziyyah, Ibdul Qayyyim. (2005). Terapi Penyakit Hati. Jakarta: Qisthi Press.

Al- Munajjid,Muhammad bin Shalih. (2006). Silsilah Amalan Hati. Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Alquran dan Bible.

De Mello, Anthony.(2013). Mencari Tuhan Dalam Segala. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Duan ,Yeremias Bala PSito.( 2003). Keluarga Kristiani Kabar Gembira Bagi Milenium Ketiga. Yogyakarta:PT. Kanisius.

Hartono. ( 2008). Gaya Hidup Berkomunitas. Yogyakarta: Kanisius.

Heydarpoor, Mahnaz. (2004). Wajah Cinta Islam dan Kristen. London: PT Mizan Pustaka.

M. Gula, Richard. (2009). Etika Pastoral Dilengkapi Dengan Kode Etik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

M. Guntur Alting dan Al-Ustadz Muhammad Rusdi Amin. (2015). Cinta Segitiga Allah-Rasul- Manusia. Jakarta Selatan: AMS Press.

Musawi Lari, Sayyid Mujtaba. (1995). Youtb and Moral, alih bahasa, Psikologi Muslim. Bandung: Pustaka Hidayah.

Nasrul. (2015). Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo.

Nasution, Harun. (1987). Filsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Njiolah, P. Hendrik. (2006). Merayakan Hari Valentin Dengan Benar Dan Betul. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatam.

Phoenix. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. PT. Media Pustaka Phoenix.

Samsul Munir Amin. (2008). Kisah sejuta Hikmah Kaum Sufi. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Sproul, R. C. (2002). Sifat Allah: Mencari dan Menemukan Allah. Jakarta :Gunung Mulia.

Sujarwa. (1999). Manusia dan Fenomena Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

T, Adhi. (2008). Perjalanan Spritual Seorang Kristen Sekuler. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Wommack Andrew. (2007). Kasih Karunia Adalah Kekuatan Injil. Light Publishing.




DOI: http://dx.doi.org/10.51900/ssr.v3i2.8881

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Studia Sosia Religia

About the JournalJournal PoliciesAuthor Information

Studia Sosia Religia: Jurnal Studi Agama-Agama
e-ISSN: 2622-2019
Website: http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ssr/index
Email: studiasosiareligia@uinsu.ac.id
Published by: FUSI UIN SU Medan
Office: Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara Medan, Jl. Williem Iskandar Pancing Medan, Pasar V Medan Estate» Tel /fax : 0616622925 /