Dialog Agama-Agama: Mendewasakan Keberagamaan Dalam Masyarakat Majemuk
Abstract
Konflik dan tindak kekerasaan yang mewarnai kehidupan umat beragama beberapa tahun belakangan ini telah mendorong berkembangnya dialog serius secara intensif dan konstruktif. Untuk mencari pemecahan atas segala sikap destruktif banyak tawaran teoritis maupun praktis dikemukakan dan paling keras gemanya adalah upaya menciptakan dialog antarumat beragama. Sudah saatnya umat beragama meninggal kan era monolog untuk beranjak kepada era dialog. Dialog adalah satu pilihan yang logis dan etis dalam upaya melibatkan agama pada berbagai persoalan. Bagaimanapun juga dialog harus dilakukan dalam konteks sekarang dan masa datang dimana pluralitas agama merupakan kenyataan yang tak bisa terbantah kan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alwi Shihab, Islam Inklusif, 1997, Mizan, Bandung.
A. Mukti Ali, “Ilmu Perbndingan Agama, Dialog, Dakwah dan Misi” dalam buku Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia damn Belanda, 1992, INIS, Jakarta.
DC Mulder, “Perkembangan Dialog Antar Agama di dunia Modern, di dalam Abdurrahman Wahid, dkk, 1993, Dialog: Kritik & Identitas Agama. Yogyakarta: Dian Interfidei
Eka Darmaputera (Penyunting), dkk, Konteks Berteologi di Indonesia,1998 BPK Gunung Mulia, Jakarta
Hendropuspito, Sosiologi Agama, 1982, BPK, Jakarta,
Olaf H. Schumann, 2008, Dialog Antarumat Beragama, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Stepanus Djuweng, dkk, Kisah dari Kampung halaman: Masyarakat Suku, Agama Resmi dan Pembangunan. 1996, Dian Interfidei, Yokyakarta
YB Mangung Wijaya, dkk, Spiritrualitas Baru: Agama dan Aspirasi Rakyat. 1994, Dian Interfidei, Yokyakarta
DOI: http://dx.doi.org/10.37064/nadwah.v25i2.7495
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 An-Nadwah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.