Analisis Kualitas Hubungan Seksual Kelompok Lansia Yang Melakukan Senam Ergonomik di Posyandu Jambu 30 Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember

Muhammad Rizqi Ansori, Yunita Satya Pratiwi, Cahya Tri Bagus Hidayat, Ifwarisan Defri

Abstract


Menua merupakan suatu kondisi dimana organ tubuh pada manusia mengalami penurunan fungsinya, khususnya pada organ reproduksi. Penurunan fungsi organ reproduksi pada lansia dapat mengakibatkan kualitas hubungan seksual pada lansia terganggu, namun kondisi ini tidak sepenuhnya membuat lansia kehilangan hasrat seksualnya. Salah satu terapi non-farmakologi untuk memperbaiki kualitas hubungan seksual lansia ialah dengan senam ergonomis. Senam ergonomik akan meningkatkan dan melancarkan sirkulasi darah sehingga suplai darah ke organ intim lancar. Penis mudah ereksi, sedangkan labia minora dan klitoris akan lebih sensitif terhadap rangsang seksual. Tujuan dari penelitian ini ialah mengidentifikasi pengaruh senam ergonomis terhadap kualitas hubungan seksual pada lansia di Posyandu Pancakarya Ajung Kabupaten Jember. Desain penelitian yang digunakan  ialah Pretest-Postest One Group Design. Jumlah populasi 37 responden dan sampel pada penelitian ini yaitu 25 responden dengan menggunakan teknik purposife sampling. Hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dengan α=0,05 didapatkan nilai p value 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam ergonomis terhadap kualitas hubungan seksksual pada lansia Di Posyandu Jambu 30 Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Penelitian ini direkomendasikan kepada perawat di posyandu lansia untuk dapat menerapkan senam ergonomis agar kualitas hubungan seksual pada lansia tetap meningkat meskipun diusia lanjut.

 

Kata Kunci: Senam ergonomik, senam lansia, kualitas hubungan seksual, lansia

Full Text:

PDF

References


Nugroho (2008). Keperawatan Gerontik. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Howton. 2012. Terapi Seks Suatu Petunjuk Praktis. Erlangga. Jakarta.

Hurlock, E.B. 2010. Psikologi Perkembangan–Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga. Jakarta.

Hatta Sidi, dkk. The prevalence of sexual dysfunction and risk factor that may impaired sexual function in malaysian woman, The journal of sexual Medicine, 2007; 4(2):311-21.

Rakhmawati, Annis, 2009. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Usia Awal Andropause, Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Syafrudin, dkk. 2011. Himpunan Penyuluhan Kesehatan Pada Remaja, Keluarga,Lansia, Dan Masyarakat. Jakarta: TIM.

Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Mahmudi, Idris. 2009. Panduan Lengkap Seks Islami Ditinjau Dari Segi Al-Qur’an, Hadis dan Medis. Jogjakarta:Dianloka Pustaka.

Oktaviani. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Seksual pada Lanjut Usia di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Andalas pada tahun 2010. Skripsi, Universitas Andalas, Padang.

Hastuti, dkk. 2008. Hubungan Antara Kecemasan Dengan Aktivitas Dan Fungsi Seksual Pada Wanita Usia Lanjut Di Kabupaten Purworejo, Jurnal, vol. 24 No. 4 Desember. Berita Kedokteran Masyarakat.

Addis, I. Dkk.' Sexual activity and function in middle- aged and older woman, journal of Obstetric-Gynecologist, 2009; 107(4):755-764.

Maryam, R.S. 2013. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika. Jakarta.

Warsono, 2010. Hubungan Karakteristik Usia Lanjut dengan Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas Usia Lanjut di Kelurahan Karangroto Kecamatan Genuk Kota Semarang. Skripsi, Universitas Muhammadiyah,Malang.

Chandra,L.S., Gangguan fungsi atau perilaku seksual dan penanggulangannya, Cermin Dunia Kedokteran, No. 149, Kesehatan Jiwa, Jakarta, 2011:14.




DOI: http://dx.doi.org/10.30829/jumantik.v7i3.11150

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Muhammad Rizqi Ansori, Yunita Satya Pratiwi, Cahya Tri Bagus Hidayat, Ifwarisan Defri

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.