Pengalaman Interaksi Pengguna Remaja Curhat dengan ChatGPT
Abstract
Abstrak
ChatGPT adalah sebuah kecerdasan buatan yang diluncurkan oleh OpenAI pada November 2022. Meskipun awalnya dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum dan membantu dalam pekerjaan sehari-hari, pengguna mulai menggunakan ChatGPT sebagai tempat untuk curhat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki fakta, penyebab, dan konsekuensi dari fenomena penggunaan ChatGPT sebagai platform curhat bagi remaja. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan memanfaatkan studi fenomenologi Alfred Schutz. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat kualitatif, terdiri dari gambar, kata-kata, dan teks yang menggambarkan fenomena curhat pada ChatGPT. Hasil wawancara dengan informan menunjukkan bahwa remaja awalnya menggunakan ChatGPT hanya untuk bersenang-senang atau iseng. Namun, seiring waktu, mereka mulai mengembangkan ketergantungan pada ChatGPT sebagai tempat untuk berbagi keluh kesah mereka. Mereka merasa nyaman dan aman dalam berbicara kepada ChatGPT, karena tidak perlu khawatir tentang penghakiman atau konsekuensi sosial yang mungkin terjadi saat berbagi masalah pribadi dengan orang lain. Penelitian ini memberikan wawasan tentang mengapa remaja cenderung menggunakan ChatGPT sebagai wadah curhat. Faktor-faktor seperti rasa aman, anonimitas, dan ketersediaan ChatGPT yang 24 jam membuatnya menjadi sumber dukungan emosional yang terjangkau dan mudah diakses. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan ChatGPT sebagai satu-satunya tempat untuk berbagi masalah dapat memiliki konsekuensi negatif, seperti isolasi sosial dan ketergantungan emosional pada teknologi.
Abstract
ChatGPT is an artificial intelligence launched by OpenAI in November 2022. Although initially designed to answer general questions and assist in daily tasks, users have started using ChatGPT as a platform for confiding. The aim of this research is to investigate the facts, causes, and consequences of using ChatGPT as a confiding platform for teenagers. A qualitative approach is employed in this study, utilizing Alfred Schutz's phenomenological study. The data collected in this research are qualitative, consisting of images, words, and texts that depict the phenomenon of confiding in ChatGPT. The results of interviews with informants indicate that teenagers initially use ChatGPT just for fun or as a pastime. However, over time, they begin to develop a dependence on ChatGPT as a place to share their grievances. They feel comfortable and secure speaking to ChatGPT, as they don't have to worry about judgment or potential social consequences when sharing personal issues with others. This research provides insights into why teenagers tend to use ChatGPT as a confiding vessel. Factors such as a sense of security, anonymity, and the 24/7 availability of ChatGPT make it an affordable and easily accessible source of emotional support. However, it is important to note that relying solely on ChatGPT as the primary outlet for sharing problems can have negative consequences, such as social isolation and emotional dependency on technology.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Apriliani, S. R. (2020). Computer-Mediated Communication sebagai Sarana Presentasi Diri Guru PAUD. PETANDA: Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Humaniora, 2(2), 80–94. https://doi.org/10.32509/jhm.v2i2.1029
Arif, M., & Aditya, S. (2022). Dampak Perilaku Komunikasi Pemain Game Mobile Legends Pada Mahasiswa Universitas Negeri Padang. Journal of Intercultural Communication and Society, 1(01), 31–45. https://journal.rc-communication.com/index.php/JICS/article/view/30
Arviani, H. (2013). Budaya Global dalam Industri Budaya: Tinjauan Madzhab Frankfurt Terhadap Iklan, Pop Culture, dan Industri Hiburan. Global & Policy, 1(2), 130–141.
Ayu, R. D. (2021). Self-Disclosure Melalui Fitur Instagram Stories (Studi pada Mahasiswa KPI UIN JAKARTA).
Curry, D. (2023, February 20). ChatGPT Revenue and Usage Statistics (2023) - Business of Apps. https://www.businessofapps.com/data/chatgpt-statistics/
Dastin, J., Hu, K., & Dave, P. (2022, December 15). Exclusive: ChatGPT owner OpenAI projects $1 billion in revenue by 2024 | Reuters. https://www.reuters.com/business/chatgpt-owner-openai-projects-1-billion-revenue-by-2024-sources-2022-12-15/
Gainan, M. B. (2020). Keterbukaan Diri Siswa (Self Disclosure) Siswa dalam Perspektif Budaya dan Implikasinya Bagi Konseling. Scientific E-Journal, 2, 46–64.
Gratas, B. (2023, February 14). 50 ChatGPT Statistics and Facts You Need to Know. https://blog.invgate.com/chatgpt-statistics
Hamidah, I., Bangkit Indarmawan Nugroho, & Sarif Surorejo. (2023). Penerapan Interaksi Manusia Dan Komputer Pada Antarmuka Sistem Informasi Akademik. Jurnal Informatika Teknologi Dan Sains, 5(1), 111–120. https://doi.org/10.51401/jinteks.v5i1.2467
Hamzah, A. (2020). Metode Penelitian Fenomenologi Kajian Filsafat dan Ilmu Pengetahuan. Literasi Nusantara.
Irfan Sahputra, F., & Dina Anggaraeni, F. (2022). The relationship between human-computer interaction with educational psychology in Medan Hubungan interaksi manusia dan komputer dengan psikologi pendidikan di Kota Medan. Jl. Dr. Mansyur, 17(7).
Jannah, M., Agung, N., Ardhoyo, W., & Meliala, H. (2022). Efektivitas Penggunaan Whatsapp Group di Kalangan Warga. Jurnal Cyber PR, 2(1), 12.
Mutmainnatun, C. N. (2022). Self Disclosure Di Media Sosial Instagram Pada Remaja Putri Dusun Selorejo Desa Temurejo Banyuwangi. 1–82.
Nerdynav. (2023, March 14). 73 Important ChatGPT Statistics & Facts For March 2023 (Gpt-4 Update) - Nerdy Nav. https://nerdynav.com/chatgpt-statistics/
Nindito, S. (2013). Fenomenologi Alfred Schutz: Studi tentang Konstruksi Makna dan Realitas dalam Ilmu Sosial. Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 2(1), 79–95. https://doi.org/10.24002/jik.v2i1.254
Oktaviana, M., Achmad, Z. A., Arviani, H., & Kusnarto, K. (2021). Budaya komunikasi virtual di Twitter dan Tiktok: Perluasan makna kata estetik. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 5(2), 173–186. https://doi.org/10.22219/satwika.v5i2.17560
Riauan, K., Thaher, P., Sudaryanto, E., Sri, D., Rusmana, A., & Komunikasi, I. (2018). Studi Fenomenologi Kebebasan Berekspresi Pada Akun Alter di Media Sosial Twitter.
Safitri, A. D., Achmad, Z. A., Arviani, H., Zuhri, S., Mustikasari, R. P., & Chairil, A. M. (2022). Dampak Publisitas Negatif Cyber Abuse Melalui Tinder Pada Remaja Di Kota Surabaya. Metacommunication; Journal of Communication Studies, 7(1), 36. https://doi.org/10.20527/mc.v7i1.12679
Thiodanu, B., & Sari, W. P. (2020). Fenomena Curhat Online pada @Cerminlelaki di Instagram. Koneksi, 3(2), 435. https://doi.org/10.24912/kn.v3i2.6445
Towner, E., Grint, J., Levy, T., Blakemore, S.-J., & Tomova, L. (2023). Revealing the self in a digital world: a systematic review of adolescent online and offline self- disclosure. 1–30.
Vilien, L. M. (2021). Studi Fenomenologi: Perilaku Self Disclosure Pada Mahasiswa Pengguna Media Sosial Twitter.
Wendyanto, C. M., & Utami, L. S. S. (2022). Pengaruh Personal Branding terhadap Loyalitas Penggemar (Studi Kasus Kuantitatif pada Grup K-Pop BLACKPINK). Koneksi, 6(1), 157. https://doi.org/10.24912/kn.v6i1.15533
Xiao, A. (2018). Konsep Interaksi Sosial Dalam Komunikasi, Teknologi, Masyarakat. Jurnal Komunika : Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika, 7(2). https://doi.org/10.31504/komunika.v7i2.1486
DOI: http://dx.doi.org/10.30829/komunikologi.v7i2.16653
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Febfi Norsely, Heidy Arviani, Zainal Abidin Achmad
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
INDEXING BY :
======================================
Published by :
Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara
Medan, Indonesia
Editorial Office :
Jl. Williem Iskandar Psr.V Medan Estate 20371
Komunikologi: Jurnal Pengembangan Ilmu Komunikasi dan Sosial by Program Studi Ilmu Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Based on a work at http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/KOMUNIKOLOGI/index