MAKNA RITUAL MARARI SABTU PADA RUAS UGAMO MALIM

Agung Suharyanto

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses ritual, komponen dan makna serta fungsi dari ritual Marari Sabtu yang dilakukan Agama Parmalim. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang dilakukan secara langsung di Jalan Seksama tepatnya di Gang Rela No. 15 Medan Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai dengan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian didapatkan bahwa proses Mararisabtu merupakan suatu kegiatan rutin yang di lakukan oleh para jemaat agama Parmalim untuk melakukan pemujaan terhadap mula jadi nabolon. Terdapat berbagai komponen yang digunakan dalam upacara yaitu terdapat berbagai benda yang di gunakan berupa dupa, jeruk purut, kuru-kuru, kemenyan, air yang di ambil sebelum ayam berkokok, serta tikar ayaman tempat ulu punguan. Makna dan fungsi dari ritual marari sabtu yaitu untuk memanjatkan doa kepada mula jadi nabolonagar di beri kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kemakmuran.Setiap hari Sabtu atau Samisara seluruh umat Parmalim berkumpul di tempat yang sudah ditentukan baik si Bale Partonggoan, Bale Pasogit di pusat maupun di rumah parsantian di cabang/daerah untuk melakukan sembah dan puji kepada Mulajadi Nabolon dan pada kesempatan itu para anggota diberi poda atau bimbingan agar lebih tekun berprilaku menghayati Ugamonya.


This study aims to determine the ritual process, components and the meaning and function of the Saturday Marari ritual carried out by the Parmalim Religion. The method used is qualitative conducted directly on Jalan Seksama precisely in Gang Rela No. 15 Medan Binjai Village Medan District Denai with observation and interview techniques. The results showed that the Mararis process was a routine activity carried out by the parishioners of the Parmalim religion to worship the origin of being nabolon. There are various components used in the ceremony, there are various objects that are used in the form of incense, kaffir lime, kuru-kuru, incense, water taken before the rooster crows, as well as ayaman mats where ulu punguan. The meaning and function of the Saturday marari ritual is to say a prayer to the beginning of being nabolonagar given health, safety, security, and prosperity. Every Saturday or Samisara all Parmalim congregations gather in a designated place, either Bale Partonggoan, Bale Pasogit at the center or at the parade house in the branch / area to worship and praise Mulajadi Nabolon and on that occasion the members are given a more diligently behaving to live his Ugandan.  

Keywords: Parmalim, Marari Saturday, Ritual


Keywords


Kata kunci : Parmalim, Marari Sabtu,Ritual

Full Text:

PDF

References


Fitria, Vita. 2012. Interpretasi Budaya Clifford Geertz: Agama sebagai Sistem Budaya. Sosiologi Reflektif. 57-64

Gultom, Ibrahim. 2010. Agama Malim di Tanah Batak. Jakarta: Bumi Aksara. https://travel.kompas.com/read/2016/12/18/094728427/melongok.ibadah.marari.sabtu-nya.Parmalim

Moleong, Lexy L. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Purba, Corry. 2015. Gerakan Politik dan Spritual Parmalim Dalam Rangka Mempertahankan. Studi Pendidikan Sejarah FKIP-USI 1-12

Siahaan, Debora. 2018. Kearifan Lokal Pada Upacara Sipahalima Masyarakat Parmalim Batak Toba. Universitas Sumatera Utara: Skripsi

Siregar, Vina Notriani. 2015. Pandangan Masyarakat Terhadap Parmalim di Desa Hutatinggi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Semarang

Situmorang, Nelita Br. 2017. Eksistensi Agama Lokal Parmalim, Studi Kasus di Nomonatif Pengahayat Nomor Punguan 35 Desa Air Kulim Mandau Bengkalis. JOM FISIP 1-15

Situmorang, Sitor, 1993. Guru Somalaing dan Modang Liani Utusan Raja Rom Jakarta, Grafindo Mukti

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Jakarta: Alfabeta

Suharyanto, Agung. 2012. Makna Gondang dan Tort-tor dalam Upacara Ritual Parmalim Nasiak Bagi di Hutatinggi Laguboti Toba Samosir dalam Apresiasi Simbol dalam Seni Nusantara 1, 59-73, Bandung: CV. Bitang Warli Artika

Suharyanto, Agung. 2014. Tubuh Tari: Dimensi Sosial dan Transedental, Harian Analisa Medan, http://harian.analisadaily.com/rebana/news/dimensi-sosial-dan-transendental/83929/2014/11/23

Suharyanto, Agung. 2016. Pusat Aktivitas Ritual Ugamo Malim di Huta Tinggi Laguboti

Wakhid, S, A. 2012. Dinamika Perkembangan Sistem Kepercayaan Lokal di Indonesia. Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Wiflihani & Suharyanto, Agung. 2011. Upacara Sipaha Sada pada Agama Parmalim Di Masyarakat Batak Toba Dalam Kajian Semiotika, JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, Vol 3 (1): 102-112

.

http://www.yopnik.com/toba/batak%20nation.html

https://www.kaskus.co.id › Home Sumatera Utara . http://repository.usu.ac.id. (29 Januari 2015)




DOI: http://dx.doi.org/10.30829/jisa.v2i1.5405

Copyright (c) 2019 JISA (Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama)

Indexed by