The Practice of Belis in Noble Marriages of the Ende Tribe from a Human Rights Perspective
Abstract
This study aims to determine the process of implementing Belis at the marriage of Ende Tribe nobility and Belis at the marriage of Ende Tribe nobility from a human rights perspective. This study uses a qualitative research type with a case study research approach. The results of the study indicate that the Belis procession at the marriage of Ende Tribe nobility consists of an initial procession, namely Mbe'o Nia (getting to know the face), Temba Zaza (introduction and confirmation), Ngambe (sitting), Nai Ono and Buku Pelulu (entering, asking and delivering), Bhaze Duza (returning to the tray), Wa'u Sodho (going out to inform), Mbe'o Sa'o (getting to know the house), Minu Ae Petu (drinking hot water), and the core procession, namely Mendhi Belanja (delivering shopping or Belis) and Belis at the marriage of Ende Tribe nobility consists of two types, namely money and cows. Belis in the marriage of the Ende Tribe nobility is in line with Human Rights because Belis is used as part of an effort to respect a person's rights and maintain the relationship between husband and wife so that divorce does not occur, positioning it as something sacred, which to fulfill it requires preparation both materially, mentally, and morally. On the other hand, Belis also contains elements of restrictions and even violations of human rights because in Belis there are elements of restrictions related to the right to marry, form a family and continue offspring through a legal marriage. Then, there is an element of discrimination against groups.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Asrah, U. (2023). Mahar dan Tradisi Belis dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 4(1), 552-561
Hasdonian, M. D., Yuliatin, Y., Fauzan, A., & Sumardi, L. (2023). Tradisi Bales Lampak Nae Pada Perkawinan Suku Sasak Dan Nilai Moral Yang Terdapat Di Dalamnya. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(3), 3910-3922.
Itryah, I., & Ananda, V. (2023). Persiapan Pernikahan dengan Pendekatan Psikologis di Kelurahan 8 Ulu Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 3(2), 759-766.
Jannah, M. (2019). Konsep belis dalam pernikahan masyarakat Ende NTT: dialektika antara idealitas dan realitas. Jurnal Kilmuan UIN Mataram. 8(3), 444-454.
Kholifah, R., & Puspitarini, I. Y. D. (2023, August). Kesiapan Mental Calon Pasangan Pengantin Di Kabupaten Kediri. In Prosiding SEMDIKJAR (Seminar Nasional Pendidikan dan Pembelajaran) (Vol. 6, pp. 554-559).
Kleden, D. (2017). Belis dan Harga Seorang Perempuan Sumba (Perkawinan Adat Suku Wewewa, Sumba Barat Daya, NTT). Studi Budaya Nusantara, 1(1), 24-34.
Kusuma, H. H. (2012). Hukum Perkawinan Indonesia. CV Mandar Maju, Bandung.
Maghfiroh, K. (2020). Analisis Hukum Islam Terhadap Tradisi Belis Di Suku Rote Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmiah Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel., 5(1)., 78-87.
Moho, H. (2019). Penegakan Hukum di Indonesia Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan. Warta Dharmawangsa, 13(1), 42-51.
Ninggrum, U. C. (2016). Belis dalam tradisi perkawinan: Studi tentang pandangan masyarakat Lamaholot di Larantuka Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. 4(1), 21-29..
Octaviani, F., & Nurwati, N. (2020). Dampak pernikahan usia dini terhadap perceraian di Indonesia. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS, 2(2), 33-52.
Prasetyo, E. B. (2023). Larangan Pernikahan Adat Jawa Perspektif Sosiologi Hukum Studi Kasus Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Jurnal Samudra Keadilan. 12(1), 27-40.
Rahmawati, F. (2019). Hubungan Religiusitas dengan Kepuasan Pernikahan Hubungan Religiusitas dengan Kepuasan Pernikahan. Jurnal 19. 5(1), 322-332.
Rifai, A., & Susilawati, N. N. R. (2023). Pondasi Ketahanan Keluarga Dalam Prespektif Islam Di Era Arus Globalisasi. Al-IHKAM Jurnal Hukum Keluarga Jurusan Ahwal al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah IAIN Mataram, 15(2), 145-165.
Septiani, L., Yuliatin, Y., Fauzan, A., & Sumardi, L. (2023). Tradisi Mensilaq dan Nilai Karakter Yang Terkandung di Dalamnya (Studi di Dusun Lendang Kunyit, Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah). JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(12), 10249-10256.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886
Wara, Y. L. (2012). Tradisi Belis dalam Upacara Perkawinan dan Perubahan Sosial, Budaya, Ekonomi Masyarakat Sumba Barat Daya. JIP Jurnal Informasi Penelitian 3(2). 4853-4862.
Wilujeng, S. R. (2013). Hak Asasi Manusia: Tinjauan Dari Aspek Historis dan Yuridis. Humanika, 2(18), 2362-2376.
Yuliatin, Y., Haslan, M. M., Sawaludin, S., & Fauzan, A. (2024b). Sajikrame Pada Perkawinan Bangsawan di Desa Bayan dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 9(2), 1184–1192.
DOI: http://dx.doi.org/10.58836/jpma.v16i1.24261
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() | ![]() |
Jurnal Penelitian Medan Agama
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.