From Rural Abangan to Urban Santri: Social and Physical Transformation of Kampung Krapyak, Yogyakarta 1910-1980s

Izul Adib, Pulung Sumantri

Abstract


This article describes the social and physical transformation of Kampung Krapyak in Yogyakarta, which started from a rural village based on an abangan group moving to an urban village dominated by santri groups. This study aimed to determine the history and development of Krapyak from the 1910s to the 1980s. The method used in this paper is a historical method that includes heuristics, verification, interpretation, and historiography. This paper’s focus explicitly discusses the social and physical changes of Kampung Krapyak from the original village with an agrarian culture on the outskirts of the city to being an urban santri village with a strong Islamic identity. The existence of the Pesantren Krapyak since 1910 has succeeded in making significant changes to Kampung Krapyak, making Krapyak known as one of the centers of Islamic religious education in Yogyakarta in the 1980s.


Keywords


Kampung Krapyak; Abangan and Santri; pesantren; urban village transformation.

Full Text:

PDF

References


“Di Tangan Kiai Ali Maksum, Pondok Krapyak Maju Pesat” (1989). Kedaulatan Rakyat (10 November).

“Konsep Khittah Plus Dianggap Membingungkan”. (1989). Kedaulatan Rakyat (13 November).

“Muktamar Ke-28 NU Dibuka Pagi Ini: KH. Ali Ma’shum Berjamaah Bersama Warga NU”. (1989). Kompas (25 November).

“Percakapan dengan Rois Aam NU, Kyai Haji Ali Ma’shum”. (1981). Kompas (7 September).

“Sebelum Muktamar, Jalan Krapyak Harus Selesai”, (1989). Kedaulatan Rakyat (7 November).

Anam, Samsul. (2008). Perubahan Nama-nama Berbahasa Arab di Krapyak Kulon (Kajian Sosioetnolinguistik). Thesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Arianto dan Muchlis, A.A. (2018). Dari Kampung Pinggiran ke Kampung Kota: Transformasi Kampung Maccini di Makassar Tahun 1950-1990. Jurnal Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora. 4(2). DOI: https://doi.org/10.36869/pjhpish.v4i2.60

As’ad, Ali. (1975). K.H.M. Moenawwir: Pendiri Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta. Yogyakarta: Pondok Krapyak.

Athoillah, Ahmad. (2017). K.H. Ali Maksum; Ulama, Pesantren, dan NU. Yogyakarta: LKiS.

Cobban, James L. (1974). Uncontrolled Urban Settlement: The Kampong Question in Semarang 1905-1940. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 130(4), 403-427.

De Graaf, H.J. (2002). Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdikbud. (1985). Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan DIY. Jakarta: Penerbit Depdikbud.

Dhofier, Zamaksyari. (2019). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Geertz, Clifford. (1989). Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.

Kartodirdjo, S., et al. (1993). Perkembangan Peradaban Priyayi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Khoiri, M. (2020). Masjid Al-Ikhlas Sebagai Pusat Budaya Keagamaan Islam Masyarakat Tempel, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam). 3(2), 195-203.

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Nisa, K., & Amirotulhaq, F. (2015). Jejak Sang Pionir Kamus Al Munawwir, KH Ahmad Warson Munawwir. Yogyakarta: Pustaka Kompleks Q.

Nitisastro, Widjojo. (1970). Population Trends in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press.

Nunta, J. & Sahachaisaeree, N. (2012). Cultural Landscape, Urban Settlement and Dweller’s Perception: A Case Study of a Vernacular Village in Northern Thailand. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 42, 153-158. DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.04.176

Putri, G. H. (2010). Bulan Sabit dan Keris: Perubahan Sosial Kampung Krapyak 1910-1989. Thesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Rahman, M. M. (2014). Pondok Pesantren Wahid Hasyim dan Perubahan Sosial Masyarakat Gaten Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta 1977-2010. Thesis. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Setiawan, Bakti. (2010). Kampung Kota dan Kota Kampung: Potret Tujuh Kampung di Kota Jogja. Yogyakarta: Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gajah Mada.

Setiawati, N. A. (2000). Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat: Pola Pemilikan, Penguasaan, dan Sengeketa Tanah di Kota Yogyakarta pada Awal Abad XX. Thesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Soemardjan, Selo. (1991). Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suchaimi, Achmad. (2001). KH. Ali Maksum: Singkat Padat Biografi, Jawami’ul Kalim, Asmaul Husna, Syi’iran dan Wejangan Manten. Surabaya: Athena Sejahtera.

Syakur, A.D. (2002). Buku Panduan: Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta Madrasah Salafiyah III. Krapyak: Pengurus Madrasah Salafiyah II.

Woodward, M. R. (1999). Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan. Yogyakarta: LkiS.

Yuli, N.G. (2007). Perubahan Spasial Permukiman Sekitar Pondok Pesantren Krapyak, Thesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.




DOI: http://dx.doi.org/10.30829/juspi.v5i2.10381

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Izul Adib & Pulung Sumantri

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam)

Program Studi Sejarah Peradaban Islam (Study Program of History of Islamic Civilization),
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Email: jurnal.juspi@uinsu.ac.id

JUSPI is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License