PEMIKIRAN MUSTAFA KAMIL DAN GAMAL ABDUL NASSER TENTANG NASIONALISME ISLAM
Abstract
Modernisme Islam dan reformasi keagamaan Islam merupakan program ideologis kelompok intelegensi Mesir dalam beberapa dekade. Tujuan dari gerakan Islam tersebut adalah kebangkitan politik, pendidikan, sosial budaya dan lain-lain. Jamaluddin al-Afghani dan uhammad Abduh adalah dua orang tokoh yang berperan dalam gerakan ini. Sementara al-Afghani menekankan kebutuhan pragmatis terhadap solidaritas sosial, Abduh mengarah kepada tujuan yang sama dengan penekanan pada pendidikan hukum dan reformasi spiritual.
Sekalipun demikian di Mesir, modernisme dan reformasi Islam yang disampaikan oleh al-Afghani dan Abduh membuka jalan bagi konsep nasionalis yang lebih sekuler mengenai identitas dan politik Mesir. Kelompok intelegensia nasionalis berasal dari kalangan tuan tanah, pejabat dan jurnalis dan pengacara didikan barat sebagai produk reformasi. Beberapa tokoh, seperti Mustafa Kamil (1874 – 1908) meraih pendidikan Sarjana Hukum di Prancis, Luthfi al-Sayyid (1872 – 1963) dan Sa’ad Zaghul (1860 – 1928). Mustafa Kamil (1874 – 1908) adalah salah seorang yang mempunyai gagasan reformasi modern dan menumbuhkan semangat patriotik untuk sebuah kesatuan bangsa serta semangat terhadap pemerintahan Asing (nasionalisme Mesir dan Nasionalisme Islam).
Pada tahun 1952 free officer yang dipimpin Muhammad Naquib, Gamal Abdul Naser dan Anwar Sadat, menggulingkan raja dan mengakhiri rezim parlementer. Dengan demikian, terjadi perkembangan bangsa Mesir menuju ke arah nasionalis dan sekuler, walaupun dalam modelnya yang baru. Secara ideologis pemerintahan free officer beralih dari liberalisme kepada sosialisme dan kolaborasi kepada anti kolonialisme, dan dari nasionalisme kepada Pan-Arabisme untuk menggariskan tujuan pembangunan nasional bangsa Mesir (Nasionalisme Arab).
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.30821/alharakah.v0i3.5500
Refbacks
- There are currently no refbacks.
P ISSN 2355-1291