The Effect of Inhibitor Frequency on the Anemia Status of Junior High School Girls in Batu Bara District
Abstract
To this day, anemia is still a nutritional problem, especially indeveloping countries, including Indonesia. One of the groups most susceptible to anemia is adolescent girls, because adolescent girls menstruate as a physiological condition of a woman. Based on the results of preliminary survey data, 30 adolescent girls were found to have anemia.where more junior high school or MTS girls are found to be anemic18 people. From the results of preliminary interviews with 15 anemic female students, 46.7 percent, or 7 female students, often consume coffee, or 93.3 percent.or 14 female students often consume tea, and 93.3 percent, or 7 female students often consume tea and coffee. This study used a survey methodology with a case-control design. The research was conducted in junior high schools in Batu Bara District in October-December 2023. This study aims to examine the impact of inhibitor intake on the prevalence of adolescent anemia in the Batu Bara district. The study included a total of 120 samples, consisting of 30 cases and 90 controls, with a ratio of 1:3. The study found no significant correlation between the frequency of inhibitor consumption and the occurrence of anemia in teenage girls attending junior high school girls in the Batu Bara region (OR= 0,571, 95% CI 0,241-1,357). It is necessary to study the amount of iron, protein, and vitamin C, vitamin B12 intake, and morning absorption habits so that the researchers can dig deeper and be more detailed about the quantity of food intake associated with the occurrence of anemia.
Keywords : Anemia, inhibitor, junior high school
Full Text:
PDFReferences
Agustiningsih, N., Rohmi, F., & Rahayu, Y. E. (2020). Hubungan body image dengan harga diri remaja putri usia 16-18 tahun. Jurnal Ilmu Kesehatan, 109-115. doi:https://doi.o
rg/10.32831/jik.v8i2.244
Akib, A., & Sumarni, S. (2017). Kebiasaan makan remaja putri yang berhubungan dengan anemia : kajian positive deviance. Amerta Nutrition, 105-116. doi:https://doi.org/10.20473/amnt.v1i2.2017.105-116
Arikunto, S. (2003). Manajemen penelitian . Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aulia. (2012). Serangan penyakit-penyakit khas wanita paling sering terjadi. Yogyakarta: Buku Biru.
Budiyatri, R., Anjani, G., Legowo, A. M., Syauqy, A., & Limijadi, E. K. (2024). The effect of Dadih for the prevention of iron deficiency anemia in adolescent girls 12-15 years old. AcTion : Aceh Nutrition Journal, 92-100. doi:http://dx.doi.org/10.30867/action.v9i1.1527
Damayanti, M., & Sofyan, O. (2022). Hubungan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat di Dusun Sumberan Sedayu Bantul tentang pencegahan Covid-19 Bulan Januari 2021. Majalah Farmaseutik, 18(2), 220-226. doi: https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v18i2.70171
Direktorat Gizi Masyarakat. (2016). Pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita usia subur (WUS). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Fauziyah, A., & Putri, H. P. (2023). Asupan zat besi serta inhibitor dan enhancer zat besi dengan kejadian anemia remaja puttri. Sarana Ilmu Indonesia, 1-8. doi:https://doi.org/10.36590/jika.v5i1.484
Hubungan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat di Dusun Sumberan Sedayu Bantul tentang pencegahan Covid-19 Bulan Januari 2021. (2022). Majalah Farmaseuti.
Iskandarsyah, A. (2006). Remaja dan permasalahannya: perspektif psikologi terhadap permasalahan remaja dalam bidang pendidikan. Bandung: Fakultas Psikologi, Universitas Padjajaran.
Jaelani, M., Simanjuntak, Y. B., & Yuliantini, E. (2017). Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri. Jurnal Kesehatan, 358-368.
Kartono, K. (2016). Psikologi wanita: mengenal gadis remaja dan wanita dewasa. Bandung: Mandiri Maju.
Kementrian Kesehatan RI. (2019). Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Kubilawati, S., & Warastuti, D. (2019). Perbedaan jenis kelamin, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan kebiasaan serapan terhadap kejadian anemia pada remaja. Jurnal Kesehata dan Kebidanan, 8(1), 1-7.
Kurniati, I. (2020). Anemia defisiensi zat besi (Fe). Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 4(1), 18-33.
Lacroix, A. E., Gondal, H., Shumway, K. R., & Langaker, M. D. (2023). Physiologi, Menarche. Florida, United States: StatPearls Publishing.
Lee, H. S. (2021). Why should we be concerned about early menarche? Clin Exp Pediatr, 64(1), 26-27. doi:10.3345/cep.2020.00521
Marques, P., Madeira, T., & Gama, A. (2022). Menstrual cycle among adolescents: girls’ awarenessand influence of age at menarche and overweight. Revista Paulista de Pediatria, 1-8. doi:https://doi.org/10.1590/1984-0462/2022/40/2020494
Meinarisa, M., Sari, L. A., & Mardiantika, B. (2021). Hubungan pengetahuan, kedekatan ibu dan pola asuh terhadap kesiapan remaja menghadapi menstruasi pertama (menarche) di SMO Negeri 04, 06, dan 17 Kota Jambi. JINI Jurnal Ilmiah Ners Indonesia, 99-107. doi:https://doi.org/10.22437/jini.v2i2.15572
Notoatmojo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Pratiwi, R., & Widari, D. (2018). Hubungan konsumsi sumber pangan enhancer dan inhibitor zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. AMERTA NUTR, 183-291. doi:10.2473/amnt.v2i3.2018.283-291
Rahmiwati, A., Djokosujono, K., Kunto, T., Utari, D. M., Djuwita, R., & Utama, F. (2023). Nutrition education effect on anemia incidence in female adolescent: Meta-analysis for future health post-COVID-19 pandemic. Kesmas (Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional), 55-60. doi:10.21109/kesmas.v18isp1.6998
Shim, K. S. (2015). Pubertal growth and epiphyseal fusion. Ann Pediatr Endocrinol Metab, 20(1), 8-12. doi:10.6065/apem.2015.20.1.8
Sinaga, E., Saribanon, N., Sa'adadh, S. N., Salamah, U., Murti, Y. A., Trisnamiati, A., & Santa, L. (2017). Manajemen kesehatan menstruasi. Jakarta: Universitas Nasional, IWWASH, dan Global Onel.
Sulistywati, N., & Nurjanah, A. S. (2018). Pengetahuan remaha putri tentang anemia studi kasus pada siswi SMAN 1 Piyungan Bantul. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 9(2), 214-222.
Susantini, P., & Bening, S. (2023). Konsumsi inhibitor dan enhancer zat besi sebagai faktor risiko terjadinya anemia pada remaja putri di Kota Semanarang. Jurnal Ilmu Gizi, 12(1), 12-19. doi:https://doi.org/10.26714/jg.12.1.2023.12-19
Susantini, P., & Bening, S. (2023). Konsumsi inhibitor dan enhancer zat besi sebagai faktor risiko terjadinya anemia pada remaja putri di Kota Semarang. Jurnal Gizi, 12(1), 12-19.
Utomo, E. T. (2019). Faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri di SMP Negeri 9 Jember. Jember: Universitas Jember.
Warda, Y., & Fayasari, A. (2021). Konsumsi pangan dan bioavailabilitas zat besi berhubungan dengan status anemia remaja putri di Jakarta Timur. Ilmu Gizi Indonesia, 4(2), 135-146.
World Health Organization [WHO]. (2017). Ambition and action in nutrition 2016-2025. Geneva: World Health Organization.
DOI: http://dx.doi.org/10.30829/contagion.v6i1.19102
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Aci Debby Nasution, Etti Sudaryati, Zulhaida Lubis
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.