MEMAHAMI MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH

Asdelima Hasibuan

Abstract


Memahami manusia diantaranya adalah dengan mencermati keberadaannya diantara makhluk lain,potensi yang dimilikinya, serta dengan menyimak penjelasan-penjelasan dari Sang Pencitpa manusia. Adalah Qs. Al Baqarah [2]: 30 merupakan satu diantara beberapa ayat Al Quran yang menjelaskan tentang eksistensi manusia, dimana dalam ayat tersebut Allah menegaskan akan menjadikan wakil-Nya di muka bumi (khalifatullah fi al-ardi) yaitu makhluk manusia. Ayat ini senantiasa menarik untuk dibahas dan dikaji, khususnya oleh para ulama mufassirin yang hingga kini  belum  merasa puas dan tidak henti-hentinya mengungkap jati diri manusia  kandungan yang paling dalam dari ayat-ayat Al quran. Al quran mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluq  yang dilebihkan dari makhluk yang lain dengan potensi yang unik dan sangat spesial, hanya manusia memiliki Qalb  sebagai wadah untuk menampung hal-hal yang disadari oleh pemiliknya, diantaranya sebagai wadah pengajaran, kasih sayang, takut, dan keimanan. Ada pula akal yang membedakan manusia dengan hewan, untuk memahami dan membandingkan sesuatu yang diterima panca indra serta mengambil hikmahnya. Dengan anugrah potensi kemanusiaan, Allah mengamanatkan tugas ketuhanan dalam jabatan khalifah untuk mengelola (manage) dan memimpin (lead) alam semesta yang diciptakan Allah untuk semua makhlukNya dari generasi awal hingga akhir kehidupan.

Keywords


Manusia, Khalifah

Full Text:

PDF

References


Ali Abdul Halim Mahmud, (2000) Pendidikan Ruhani, terjemahan Abdul Hayyi Al-Kattani, dkk. Jakarta: Gema Insani Press.

Hamka, (2001) Tafsir Al-Azhar Jilid XXI. Jakarta: PT. Pustaka Panji Mas

Husein Al-Kaff, Bagaimana Menjadi Khalifatullah, http://www.12-imam.com/data-artikel/Sospol-25.html

Jalaluddin Rakhmat, (1994) Insan Kamil; Manusia Seimbang” sebuah pengantar dalam Murtadha Muthahhari, Manusia Sempurna; Pandangan Islam Tentang Hakikat Manusia. Jakarta: Lentera

Murtadha Muthahhari, (1994) Manusia Sempurna; Pandangan Islam Tentang Hakikat Manusia. Jakarta: Lentera.

Musa Asy’arie, (2003) Reformulasi Filosofis Pendidikan Islam” dalam Syafii Ma’arif, dkk, Islam dan Pengembangan Disiplin Ilmu; Sebuah Tranformasi Nilai Yogyakarta: LPPI UMY.

Nurcholis Majid, (1995) Islam Agama Kemanusiaan; Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia. Jakarta: Paramadina.

Quraish Shihab, (1988) Wawasan Al-Quran Bandung: Mizan

Said Hawwa, (1998) Jalan Ruhani, terjamah Ibnu Rafil dan Ibnu Thaha Ali Bandung: Mizan

Seyyed Mohsen Miri, (2004) Sang Manusia Sempurna; Antara Filsafat Islam dan Hindu. Jakarta: Teraju

Wan Mohd Nor Wan Daud, (1998) Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al-Attas, terjemahan Hamid Fahmy, Bandung: Mizan

Yusuf Qardhawi, (2001) Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, terj. Abbad Badruzzaman. Yogyakarta: Tiara Wacana




DOI: http://dx.doi.org/10.30821/ansiru.v5i1.9793

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2021 ANSIRU PAI : Pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

JURNAL ansiru PAI by Program Master Pendidikan Agama Islam FITK UIN Sumatera Utara Medan is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 Based on a work at http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ansiru/index.