KELAYAKAN USAHA SKALA RUMAH TANGGA GULA SAGU CAIR DI SUNGAI TOHOR, KECAMATAN TEBING TINGGI TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Fajar Restuhadi, Rosnita Rosnita, Roza Yulida, Evy Rossi, Deby Kurnia, Yulia Andriani

Abstract


Kabupaten  Kepuluan  Meranti  merupakan  daerah  sentra  produksi  sagu  terbesar  di Propinsi Riau. Di kabupaten ini berkembang industri kecil pengolahan sagu menjadi makanan yang bernilai jual tinggi, seperti mie sagu, kerupuk sagu, aneka kue dengan bahan baku sagu. Gula sagu merupakan produk inovasi baru pemanfaatan sagu menjadi gula yang dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Meranti. Kandungan kadar glucosa gula sagu kalorinya lebih rendah dibandingkan dengan gula tebu, walaupun rasanya tidak terlalu manis, gula sagu ini dapat menjadi gula alternatif yang sehat untuk para penderita diabetes. Selain itu pengembangan gula sagu dapat mensupply kebutuhan masyarakat akan gula, serta dapat mengurangi ketergantungan terhadap gula tebu impor. Sampai saat ini di Kota Pekanbaru sendiri, bahkan di Indonesia belum ada produk  gula sagu  sejenis yang sudah dipasarkan. Program Bina Desa dirancang selama tiga tahun dan tujuan pada Tahun I telah selesaikan dilaksanakan dengan menghasilkan hal sebagai berikut: Mitra telah mengetahui dan memahami cara membuat produk gula sagu dengan kualitas yang baik dan produk turunannya (minuman dengan bahan baku gula sagu).  Bantuan peralatan sebagai  bagian  paket  teknologi  pembuatan gula  sagu  dan  produk turunannya juga telah dilakukan. Hasil monitoring dengan mitra diketahui bahwa mitra telah membuat minuman dari gula sagu dengan aneka rasa (rasa yang banyak diminati mocca dan rasa buah) dan telah diperkenalkan pada masyarakat dengan menyuguhkan minuman tersebut pada saat ada kegiatan di kantor desa. Kegiatan lomba cita rasa minuman dengan bahan baku gula sagu yang dilakukan atas kerjasama tim bina desa dengan Pemda Kabupaten Kepulauan Meranti telah  mampu  memunculkan  kreativitas  UKM  setempat  (mitra)  dalam  menghasil  produk minuman yang enak dan layak untuk dikomersilkan. Pada Tahun II ini kegiatan dilanjutkan tujuan sebagai berikut: (1) melakukan analisis kelayakan industri kecil gula sagu cair; (2) pengurusan izin atribut produk (Sertifikat Halal, Depkes dan BPPOM) supaya produk minuman gula sagu dapat dipasarkan ke pasar modern. Dukungan yang besar dari pemerintah setempat menjadi harapan besar bagi pengembangan produk gula sagu kedepannya untuk dapat menjadi usaha masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Keywords


gula sagu cair; kelayakan usaha; industri rumah tangga; RCR

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Anonim. 2006. Sagu Sebagai Bahan Pangan. Ebookpangan.com. http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Sagu-Sebagai-Bahan-Pangan.Pdf

Chalid, Ida Rahmi. 2006. Peranan Perempuan Tani dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Petani Miskin (Studi Kasus Keluarga Petani Sawah Tadah Hujan di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai Kabupaten Maros. Tesis Program Pascasarjana. Universitas Hasanuddin Makassar.

Dian, Nina Nita. 2010. Analisis Usaha Industri Rumah Tangga Keripik Tempe Di Kabupaten Wonogiri. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Darmawan, T., dan Masroh, A.H. 2004. Pentingnya Nilai Tambah Produk Pangan Dalam

Buku Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya. Jakarta.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Meranti. 2015. Luas Areal, Jumlah Petani dan Produksi/Produktivitas Perkebunan. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Meranti. Selat Panjang.

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Kepulauan Meranti. 2016. Daftar IKM Pengolahan Berbahan Baku Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Kepulauan Meranti. Selat Panjang.

Elizabeth, R. 2008. Peran Ganda Wanita Tani dalam Mencapai Ketahanan Pangan. Rumah Tangga di Pedesaan, Iptek. Jurnal Iptek Tanaman Pangan Vol.3 No.1

Fadila, Ila. 2011. Potensi Sagu dalam Upaya Diversifikasi Pangan. Universitas Terbuka.

Tangerang Selatan.

Fahroji. 2011. Pengolahan Sagu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau.

Pekanbaru.

Hariyanto, Bambang. 2011. Manfaat Tanaman Sagu (Metroxylon sp) dalam Penyediaan Pangan dan dalam Pengendalian Kualitas Lingkungan. Jurnal Teknik Lingkungan. Volume 12(2): 143 - 152.

Rosnita, Yulida Roza, dan Andriani Yulia, 2017. Penyuluhan Sagu dalam Mendukung Ketersediaan Pangan Di Kabupaten Kepulauan Meranti. Prosiding Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat “Mendorong Kedaulatan Pangan Melalui Pengembangan Sumber Daya Lokal. Universitas Bangka Belitung 20-21 Juli 2017.

Rosnita, Kausar, Yulida Roza, dkk, 2016. Hubungan keberdayaan petani dengan kemandirian petani petani sagu di kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti. Prosiding Seminar Nasional “Peranan Ristek dalam Meningkatkan Daya Saing Sumber Daya Lokal, tanggal 1 Agustus 2016 di Universitas Pasir Pangaraian.

Sinaga, Harizona. 2018. Analisis Usaha Agroindustri Berbasis Sagu di Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Sipahutar, Natalia. 2016. Analisis Perkembangan Industri Kecil Sepatu Di Kota Medan. Skripsi Fakultas Ekonomi danBisnis, Universitas Sumatera Utara.

Situmorang, Elisabeth. 2014. Keberdayaan Kelompok Wanitatani Melalui Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Puap), (Studi Kasus : Usaha pada Agribisnis Sayuran di Desa Pandan Wangi Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru.

Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.37064/jpm.v7i2.5731

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Fajar Restuhadi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.